Bismsillah Hilang Di Surat Yang Ke-9, Carilah !!!

Mengapa mencari Bismillah? Jika Bismillah tidak hilang dari salah satu Surah, yaitu Surah at-Taubah, tak seorangpun akan mengkaji bersungguh sungguh pada ayat Bismillah. Hal itu akan terlewatkan oleh setiap pembaca al-Quran. Pada awal Surah 9 {rahasia Pintu kepada Haqqiqat 9} pembaca diberi tahu oleh Allah.



Lihatlah!, ayat pembuka Bismillah hilang. Pergilah dan carilah ayat Bismillah.

Surah 9 tidak dimulai dengan ayat Bismillah. Itu tidak dimulai dengan huruf 'Alif' dan juga tidak dimulai dengan huruf 'Ya'. Surah 9 dimulai dengan huruf Ba.

Itu seperti penciptaan seorang manusia. Diperlukan sembilan bulan untuk pembentukan. Setelah sembilan bulan sang jabang bayi harus meninggalkan kenyamanan rahim ibunya dan menghadapi dunia. Bayi itu mulai belajar dari saat itu seterusnya.


Setelah bersaksi mengucapkan Kalimat Allah tanpa sedikitpun keraguan, Allah kemudian memberi isyarat sang pencari untuk memperhatikan huruf Ba. Karena itu hilang dalam Surat at-Tawbah, dan sebuah isyarat telah diberikan, maka kini carilah hal itu. Ketika kalian mendapatkannya, maka perhatikanlah. Setelah kamu memahami huruf Ba maka kamu memiliki kunci menuju surga.

Tingkat ke sembilan adalah untuk kembali kepada Gua mu, sebagaimana Allah sebutkan dalam Surat al-Kahf, “Ketika kamu berpaling dari mereka dan benda yang mereka sembah selain Allah, masukkan dirimu kedalam Gua: Rabb mu akan melimpahkan Rahmat Nya kepada mu…” [18:16].


“Gua itu adalah Hadhirat Ilahi. Disini diserukan doa mulia Nabi : ‘Ya Allah, Engkaulah tujuan ku dan Kesenangan Mu adalah yang aku cari.’ Jantung, ketika dia berputar antara akhir dan awal pemompaannya, keberadaannya pada level Sejatinya Hadhirat Ilahi. Karena Dzat Ilahi itu adalah sumber semua makhluq ciptaan, jantung itu akan menjadi satu dengan setiap ciptaan yang terkecil pun di alam semesta ini.
Qalbu yang telah memahami rahasia titik Sembilan akan dapat melihat segala sesuatu, mendengar segala sesuatu, mengetahui segala sesuatu, merasa segala sesuatu, memindai segala sesuatu, ‘Sampai Dia akan menjadi telinga yang dengannya dia mendengar, mata yang dengannya dia melihat, lidah yang dengannya dia berbicara, tangan yang dengannya dia menggenggam, dan kaki yang dengannya dia berjalan. Dia akan berbusana Ilahiah, dia hanya perlu mengatakan kepada sesuatu maka Jadilah! dan itu akan terjadi.’”


Katanya . . . . .

Wah kalo katanya sih semua juga katanya lho ki, misalnya gini kita tahu yg namanya kiamat kan katanya kitab suci, bahkan tahu adanya tuhan juga katanya kitab suci bahkan lebih ekstrim lagi tahu bahwa kita anak ibu kita juga katanya ibu kita kan….coba kalo kita ndak percaya ibu kita…bisa gila ntar…hihihihihi






maka dari itu yg “katanya…katanya” itu harus diolah utk menjadi sebuah kesaksian didiri kita atas yg konon katanya itu……sebagai contoh…..kebanyakan umat islam itu kalau ditanya: apakah anda yakin dengan Allah dan muhammad sebagai rasul? maka jawabnya bisa dipastikan 99% yakin!!…tapi apa ya yg bilang yakin dengan mantepnya itu pernah menjadi saksi atas keesaan Allah dan Muhammad rasulullah sebagai suri teladan? saya kira 99% belum :mrgreen: maka dari kebanyakan umat islam hanya percaya atau keyakinan yg diyakin yakinkan bahwa Allah itu Tuhan bagi alam semesta…ya mohon maaf ya kalo syahadat tapi belum yakin atau menjadi saksi bagi saya hanya latihan syahadat saja termasuk saya ini…heheheheh