Tauhid Itu Bukan Mengesakan Tuhan
Tauhid artinya mengesakan. Bukan mengesakan Allah. Allah sudah Esa. Seisi langit-bumi, dunia-akhirat tidak mengesakan Tuhan pun, Tuhan tetap Tuhan.
Jadi, tauhid itu apaan?
Salam
alaikum, Sobat Sarang...
Tauhid artinya mengesakan. Bukan mengesakan Allah. Allah sudah
Esa. Akan tetapi, mengesakan segala sesuatu yang diciptakan Allah kepada Allah.
Jadi jelasnya, tauhid itu mengesakan segala sesuatu, termasuk diri kita, kepada
Allah Swt. karena yang ada pada segala sesuatu dan yang ada pada diri kita
ialah sebenarnya Af'al (Perbuatan) Allah, Asma (Nama)
Allah, Sifat Allah, dan Zat Allah.
Keempat
macam inilah yang perlu kita kenal dan kita ketahui karena kenyataan hakikatnya
itu ada pada kita, seperti
- Af'al Allah : kenyataan hakikatnya pada diri kita adalah tubuh atau jasad kita;
- Asma Allah : kenyataan hakikatnya pada diri kita adalah hati;
- Sifat Allah : kenyataan hakikatnya pada diri kita adalah nyawa;
- Zat Allah : kenyataan hakikatnya pada diri kita adalah rahasia.
Mengapa Zat dikatakan rahasia? Karena yang namanya Zat itu tidak berbentuk, tidak berwarna,
tidak berbau, tidak bertempat, dan lain-lain. Karena Zat itu laysa
kamitslihi syai'un, tidak ada seumpamanya. Ini baru Zat, sedangkan
Allah terlebih laysa kamitslihi syaiun. Ini sebabnya Rasulullah melarang
memikir-pikirkan soal Zat Allah: bukan karena tidak boleh, melainkan karena
memang tidak bisa! Ini baru Zat-Nya, apalagi Allah Pribadi: Sang Maha
Pencipta.
Memikir-pikirkan
Zat Allah itu bukan tidak boleh, melainkan karena memang tidak bisa!
Memaksakan yang mustahil itulah yang menimbulkan penyimpangan dan melahirkan
dosa.
Keempat
macam yang ada pada segala sesuatu dan ada pada diri kita inilah yang
perlu diesakan pada Allah. Bukan Allah-nya yang diesakan.
Kalau
kita sudah tahu hakikat yang empat ini, bahwa
Tubuh
hakikatnya Af'al Allah,
Hati
hakikatnya Asma Allah,
Nyawa
hakikatnya Sifat Allah, dan
Rahasia
hakikatnya Zat Allah
tentulah
kita sadari, pada diri kita itu tidak ada tubuh, tidak ada hati, tidak ada
nyawa, tidak ada rahasia. Yang ada adalah Af'al Allah, Asma Allah, Sifat Allah,
dan Zat Allah.
Inilah
maksud sebenarnya perkataan "makhluk itu tidak punya wujud hakiki".
Inilah makna sebenarnya "sekalian makhluk itu fana di hadirat
Ilahi Rabbi". Bukan mem-fana-fana-kan diri atau mengosong-kosongkan
diri atau meniada-tiadakan diri, seperti yang dilakukan sebagian golongan
tasawuf.
Makrifatnya, apa saja
yang terpandang mata, semuanya itu adalah Af'al Allah: Perbuatan Allah.
Umpama:
Kita memandang sesuatu yang sudah kita kenal. Katakanlah kita
sedang memandang gelas. Begitu kita memandangnya, tidak ada ragu lagi di
hati kita bahwa itu adalah gelas. Begitulah pula kalau kita sudah kenal
dengan Af'al Allah, mau apa lagi yang diragukan?
Bahkan
kita tahu tiada satu makhluk pun di jagat raya ini yang bisa membuat tubuh
nyamuk. Kalau kita sudah sadar tidak ada perbuatan makhluk, tentu perlulah kita
sadari perbuatan siapakah itu?
Menurut para muwwahid (orang-orang ahli tauhid) untuk
sempurna makrifat kita pada Allah Swt. dan sempurnanya musyahadah (persaksian)
kita kepada Allah, hendaklah kita mengetahui tauhidul (jalan
peng-esa-an) Af'al, tauhidul Asma, tauhidul Sifat, dan tauhidul Zat.
Kalau dikaitkan dengan ibadah, jalan yang sampai kepada Allah Swt. itu syariat,
tarikat, hakikat, dan makrifat. Inilah jalan pengenalan yang
sampai kepada Allah Swt.
- Syaikh Sirad -