Tabungan Tak Kasat Mata

Tentu tahu sebuah hukum fisika, bernama, hukum kekekalan energi…yaitu energi awal=energi akhir.
Energi yang tersedia pada mula-mula, lalu terpakai, maka jumlahnya tak akan berubah, yang berubah, mungkin hanyalah bentuknya, namun besarnya tetap sama.

Hukum ini tidaklah sebuah omong kosong, karena pada kenyataannya, alam semesta terbentuk, dari sebuah bola padat bermassa jenis sangat besar, yang dengan kata lain, massanya sangat sangat besar, tetapi volumenya keci, kecil sekali, konon, menurut para ahli, besarnya hanya sebesar bola tenis.

Bola tersebut bermuatan energi mahadahsyat, yang kemudian, dengan izin-Nya, energi itu meledakkan bola itu…Terus mengembang, dan mengembang, membentuk alam ini, dengan keseimbangan yang sangat presisi. Subhanallah…

Dari penemuan para ahli, yang teman-teman bisa membacanya di buku-buku astronomi, dan buku-buku ensiklopedia alam semesta, terbukalah sebuah fakta, fakta yang seharusnya meruntuhkan keyakinan kaum atheis, bahwa alam semesta ini memiliki pencipta…

Ketika alam semesta ini tercipta, apakah mungkin, semua ini terbentuk, tersusun, hanya oleh sebuah kebetulan. Dari mana energi mahadahsyat yang terdapat di dalam bola tenis alam semesta. Dari mana munculnya bola tenis itu sendiri? Hanya Tuhan lah yang mampu menciptakan, menempatkan semua itu pada tempatnya…

Kebetulan…Tak akan pernah sesempurna ini…

Teman tentu tahu, bahwa, orbit bumi kita ini, sedemikian presisinya, sehingga, bila meleset sedikit saja, bumi ini tak akan berputar dan berevolusi seperti sekarang. Bumi ini mengandung udara yang sangat cocok dengan paru-paru kita, sehingga bila komposisinya meleset sedikit saja, rusak lah paru-paru dan kehidupan di bumi ini…

Itulah yang membuat saya semakin yakin, bila ada permulaan, pasti akan ada akhirnya pula…Awal dari semua ini adalah Allah SWT., maka akhirnya pun adalah Allah Swt.

Begitu pula kita sebagai manusia, berasal dari tanah, dan akan berakhir pula di dalam tanah. Berawal dari Nabi Adam yang terbuat dari tanah, dan akan berkahir pada manusia terakhir, yang mati, rata dengan tanah.

Begitulah semuanya tercipta. Awal dan akhirnya akan selalu sama. Hal ini berlaku untuk semua hal, bila ditinjau secara luas, secara satu siklus besar, bukan hanya satu bagian.

Kembali lagi ke hukum kekekalan energi…

Energi yang terdapat di bumi kita tercinta ini pun terus berputar, tak pernah berubah, tak pernah berkurang, mungkin bertambah karena terperangkapnya energi radiasi matahari, yang membuat bumi ini semakin panas. Selebihnya, energi di bumi ini selalu sama. Sama halnya dengan energi yang kita gunakan untuk beraktivitas…energi yang kita pergunakan untuk berkarya, akan berubah menjadi  sebuah karya. Ketika kita berpikir, maka akan ada hasilnya, yaitu ide atau buah pikiran yang kelak menjadi sebuah karya.Begitu seterusnya.

Namun pernahkah kita berpikir, bahwa ada kalanya usaha yang kita lakukan, tidak sebanding dengan hasil yang kita dapatkan dan kadang semua itu membuat kita berpikir, Tuhan itu tidak adil, Allah itu tidak adil…

Padahal…Allah Yang MahaAdil, tak pernah mengecewakan hamba-hambaNya yang telah berusaha mengerjakan sesuatu…Pernahkah kita berpikir, bahwa, ketika usaha baik kita, tidak dibalas dengan hasil yang setimpal, bagian usah kita tersebut, sedang ditabungkan oleh Allah kepada tabungan amal kita…dalam bentuk pahala…Ada halnya usaha yang kita lakukan setimpal dengan hasilnya, maka itu berarti Allah membalas usaha kita dengan pahala yang konkrit, tapi tenang saja, karena tetap ada usaha yang disimpan Allah dalam tabungan amal kita…

Tabungan ini nyata teman, namun kasat mata.

Yah gampangnya, balasan yang akan kita terima dari setiap perbuatan baik yang kita lakukan ada dua, yaitu balasan nyata, berbentuk ucapan terima kasih, atau materi yang bertambah ke pundi-pundi kita, atau bisa apa saja berbentuk konkret. Ada juga balasan yang ditabungkan dalam bentuk pahala.

Tabungan amal ini akan terus bertambah seiring dengan perbuatan baik yang kita lakukan. Nah, proses pencairan pahala ini, bisa kita lakukan dengan berdoa. Yaitu semoga pencairan tabungan ini menjadi sesuatu balasan yang konkret yang kita inginkan. Misalnya saat ujian masuk perguruan tinggi, atau pada saat ujian. Karena kadang, ketika usaha itu belum cukup, Allah bisa saja mencairkan pahala kita…Itulah the power of do’a…

Sebaliknya, begitu juga dengan perbuatan buruk. Perbuatan buruk bisa dimisalkan dengan berhutang pahala. Yaitu berhutang di tabungan amal. Dengan saldo yang terus menerus negatif, jika kita terus berbuat maksiat, maka bersiap-siaplah untuk ditagih hutang amalnya, dengan cara diberi musibah…

Menurut saya, pemberian musibah, cobaan, pada seseorang sangatlah mengandung hikmah, selain menjadi pembayar hutang amal, atau menggugurkan dosa, bisa juga membuat kita menjadi jera, dan sadar. Sebaliknya jika kita tak pernah ditimpa musibah atau cobaan, bersiaplah untuk ditagih di akhirat nanti…ini yang paling ngeri… na’udzubillah min dzalik…

Jadi, tak ada yang namanya ketidakadilan di dunia ini, di alam ini. Yang ada hanya, balasannya disimpan dahulu oleh Allah SWT.

Tidak ada energi yang terbuang, yang hanya adalah energi yang tersimpan dalam bentuk energi potensial…

Begitu juga dengan amal kita…tidak ada yang sia-sia.. Yang ada hanya Allah menabungkannya untuk kita nanti…dan semoga dicairkan saat kita sedang membutuhkan…

aamiin… namun bila dosa, telah biasa terlaku, bersiaplah, Allah akan menagih hutang amalmu…cepat atau lambat…yang kuharap cepat…

Tuhan tahu, tapi menunggu…

Wallahu’alam bis sawab…
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar