Rezeki juga adalah sebuah siklus
- Rezeki itu ibarat siklus, rantai yang berputar terus menerus. Menahannya berarti menahan putaran, merusaknya dan bisa membuat kekacauan.
- Rezeki berasal dari Allah dan diberikan kepada seorang hamba. Hamba melakukan upaya untuk menjemput dan menemukan rezeki Allah. Setelah menemukannya maka rezeki itu adalah milik hambaNya. Jika hamba hanya menyimpan rezeki itu untuk dirinya sendiri maka tidak terjadi perputaran di sini.
- Rezeki hanya bisa memberi manfaat jika kembali mengikuti putaran (siklusnya).
- Jika semua orang menyimpan rezeki untuk dirinya sendiri, akan timbul kehancuran dalam masyarakat. Orang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Keserakahan merajalela. Yang berlaku adalah hukum rimba, siapa yang kuat, banyak uang, maka itulah yang berkuasa.
Rezeki harus diputar
- Bagaimana caranya memutar rezeki? Tentu saja dengan tidak menyimpannya. Memutarnya bisa dilakukan dengan 2 hal : (1) membagikannya lewat zakat, infaq, sedekah, sumbangan, donasi, (2) memutarnya dalam usaha / bisnis yang memberi manfaat bagi banyak orang.
- Membagikan rezeki kembali kepada masyarakat melalui kegiatan sosial, baik langsung maupun tidak langsung akan memberi manfaat dan memberdayakan mereka.
- Memutar rezeki kembali dalam bisnis yang bermanfaat bisa membuka lapangan kerja, menghasilkan produk dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian negara.
- Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah? Beliau tidak menyimpan harta yang banyak meskipun sebagai khalifah bisa saja beliau menumpuk kekayaan dan bermewah-mewahan. Tapi lebih seringnya beliau menggantungkan batu ke perutnya untuk menahan lapar. Yang dipikirkan Baginda Nabi adalah membantu umatnya yang kesusahan, kalau perlu menyuapi mereka. (seperti pernah diriwayatkan bagaimana beliau dengan telaten dan sabar menyuapi pengemis Yahudi buta di pasar, padahal pengemis tersebut selalu mencela dan menghinanya, tanpa tahu bahwa orang yang memberinya makanan adalah orang yang selalu dicelanya tersebut).
- Rasulullah juga berdagang, berbisnis dan berusaha. Memutar rezeki Allah agar bisa memberi manfaat bagi banyak orang.
Kesimpulan
- Pernah memperhatikan selokan yang tersumbat? Rezeki itu bak aliran, dari yang Maha Kuasa di alirkan ke kita, untuk dialirkan kembali kepada masyarakat dan alirannya nanti akan kembali ke kita, baik berupa harta benda, kesehatan, maupun ganjaran pahala dariNya. Jika kita menahan rezeki di tangan kita itu sama saja kita menghentikan aliran airnya. Air menjadi tersumbat, meluap dan menimbulkan bencana. Kalau airnya tidak meluap tapi menjadi tergenang, penuh dengan sampah dan kotoran, menimbulkan bau busuk dan menjadi sarang nyamuk, seperti selokan yang tersumbat, tergenang dan tak mengalir. Rezeki yang tertahan akan menjadi bumerang bagi kita, entah dalam bentuk kesusahan, kesialan, penyakit maupun ketidak tentraman dalam hidup (seperti selokan yang tergenang itu)
- Tidak ada yang salah dengan menyimpan uang di bank. Tapi siapa yang mendapat keuntungannya? Bank komersial akan memutar uang kita untuk membiayai proyek-proyek yang kita tak tahu pasti apa itu. Bisa saja diberikan pada pengusaha nakal untuk membiayai bisnis haramnya. Jika ingin menyimpan uang pilihannya bisa ke bank syariah. Pilihlah bank syariah yang terpercaya.
- Apalagi jika menyimpannya di bawah bantal? Siapa yang dapat keuntungannya? Tidak aman, bisa saja hilang atau dicuri. Begitu juga jika menyimpannya dalam bentuk perhiasan. Belum tentu bisa dipakai semua kan? pasti disimpan di rumah atau di bank. Menyimpan rezeki dalam bentuk harta benda yang banyak juga merepotkan. Harta yang banyak menjaga dan merawatnya susah. Kalau tidak dijaga bisa hilang diambil orang, kalau tidak dirawat bisa rusak dan tidak bisa dipakai, sayang sudah dibeli mahal-mahal. Pusing kan?
- Kalau rezeki itu disedekahkan akan kembali berlipat ganda pada kita. Bukankah sedekah itu penderas rezeki? Kalau diputar dalam bisnis akan memberikan keuntungan yang bertambah-tambah dan memberi manfaat bagi banyak orang.
- Boleh menyimpan uang di bank syariah tapi jangan banyak-banyak, 20 % saja dari harta, untuk jaga-jaga kalau dalam keadaan genting. Sisanya sedekahkan atau putar dalam bisnis.
- Rezeki itu berputar layaknya siklus. Menahannya berarti merusak putaran. Membaginya berarti menyempurnakan putaran. Sebagaimana milik anda mengalir pada orang lain, milik orang lain pun mengalir pada anda.
Jangan menyimpan rezeki untuk diri sendiri ya?