Filsafat Pohon Pisang

Diterangkan dalam surat Al-Waqi’ah,
WA-ASH-HAABUL YAMIINI MAA ASH-HAABUL YAMIIN (Al-Waqi’ah / 27).

Artinya :  Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. 
FII SHIDRIN MAKHDLUUD  (Al-Waqi’ah / 28).
Artinya :  Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri.

WA THOLHIN MANDLUUD ( Al-Waqi’ah / 29 ).
Artinya :  Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya).

Jadi di dalam syurga itu ada pohon pisangnya, nanti jangan-jangan sampeyan bayang-bayangkan, di syurga itu ada pisang raja ataukah pisang sobo ? Sobo kepok apakah sobo gajeh ?

Dalam surat Al-Waqi’ah, disinggung-singgung, bahwa Ashabul Yamin di syurga itu mendapat “Tholhin Mandluud”.
Tholhin : Pohon pisang.
Mandluud :  Yang bersusun buahnya.

Ini apa rahasianya ?

Kita semuanya, sudah sering makan buah pisang, apakah semua orang yang makan buah pisang itu mendalami rahasia pisang ? Sehingga nanti bisa masuk golongan Ashabul yamin ?
Jawabnya : Belum tentu.
Maka disini, perlu kami sampaikan filsafatnya “Pohon Pisang”.


* FILSAFAT YANG PERTAMA
Pohon pisang itu tersusun dari serat-serat yang halus dan lemah yang mudah putus, akan tetapi karena bersatunya serat-serat tersebut, sehingga menjadi pohon yang tegak dan kuat.
Jadi meskipun kecil-kecil, meskipun halus, akan tetapi kalau satu-kesatuan, maka menjadi pohon yang kuat.

Apakah isyarah ini ?
Rosululloh S.A.W. bersabda :
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WASALLAMA : ALJAMAA’ATU ROHMATUN WAL FURQOTU ‘ADZAABUN. ( ‘An Nu’man bin Basyir ) Rowahu Abdulloh ( Jami’ush shoghir / Jilid I / Bab huruf Jim  / Hal : 248 ).

Artinya    :Bersabda Rosululloh s.a.w : Bersatu itu menjadi rohmat, dan pecah-belah itu menjadi siksa.

Jadi bagaimanapun kecilnya, kalau bersatu, maka akan menjadi kuat. Coba perhatikanlah !
Lautan yang begitu luasnya, itu hanyalah kumpulannya setetes demi setetes air.
Gurun sahara yang begitu luasnya sejauh pandangan mata, itu hanya kumpulannya butir- demi butiran pasir.

Dunia yang begini megahnya, ini hanya kumpulannya atom-atom.
Oleh sebab itu, jangan suka meremehkan barang-barang yang kecil.

Sepeda motor seumpamanya tidak ada lampunya, yang harganya mahal itu, maka masih bisa jalan. Akan tetapi bila tidak ada pentilnya yang kecil itu, maka tentulah tidak akan bisa jalan.

Negara tidak ribut disebabkan gajah dan harimau yang besar itu. Akan tetapi gara-gara nyamuk malaria yang kecil itu, maka negara menjadi ribut.

Jadi pohon pisang itu adalah satu pohon yang terdiri dari serat-serat yang halus dan lemah, akan tetapi oleh sebab menjadi satu-kesatuan, maka menjadi pohon yang kuat. Dan menurut Hadits Nabi, satu-kesatuan atau bersatu itu membawa rohmat.

* FILSAFAT YANG KEDUA
Pohon pisang itu adalah satu pohon yang bermanfaat segala-galanya.
Daunnya lebar kita tidak ikut melebarkan, yang bermanfaat untuk dibuat bungkus.
Buahnya tersusun rapi, kita tidak ikut mengaturnya. Rasa buahnya manis, kita tidak perlu memberi gula, kita tinggal makan saja. Yang buah tersebut banyak bermanfaat untuk bermacam-macam makanan, dikolok, dikripik dan lain-lainnya.

Ontongnya bermanfaat, untuk dibuat sayur.
Gedeboknya bermanfaat untuk dibuat bungkus tembakau.
Hatinya / aresnya bermanfaat buat sumbu atau soda.
Gedebok busuknya bermanfaat untuk mengobati bisul.
Jadi semuanya serba manfaat, dan kalau kita sebagai manusia, yang martabatnya lebih tinggi dari pada pisang, akan tetapi kalau hidup kita tidak bermanfaat, maka alangkah rendahnya diri kita.

Rosululloh S.A.W. bersabda :
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WASALLAMA : KHOIRUN NAASI ANFA’UHUM LINNAAS ( An Jabir ) – ( Al-Hadits ).
Artinya    : Bersabda Rosululloh s.a.w : Sebaik-baik manusia, mereka yang paling bermanfaat bagi sesama manusia.

Hadits diatas menerangkan : Manusia yang paling baik, adalah manusia yang paling bermanfaat kepada sesama manusia, artinya :
Bermanfaat ucapannya.
Bermanfaat fikirannya.
Bermanfaat perasaannya.
Bermanfaat halnya.
Bermanfaat harta bendanya.

Semuanya itu bermanfaat kepada sesama manusia. Dirinya manusia, ibunya manusia, bapaknya manusia, saudaranya manusia, gurunya manusia, muridnya manusia, tetangganya manusia. Wal-hasil bermanfaat bagi sesama manusia.

Oleh sebab itu, kalau kita berusaha supaya ucapan kita bermanfaat, fikiran kita bermanfaat, itu artinya kita mengikuti ilmu pisang itu tadi. Dan Fa- Insya Alloh, kalau kita mau berusaha kearah situ, maka nanti kita bisa mendapatkan Tholhin Mandluud di dalam syurga.

Akan tetapi kalau kita tidak menjadi manusia yang bermanfaat, maka akan menjadi manusia yang membawa mudlorot atau membawa bahaya bagi diri kita dan orang lain. Lesannya membawa bahaya, halnya membawa bahaya, fikirannya membawa bahaya.

Jadi pohon pisang adalah satu pohon yang segala-galanya bermanfaat bagi manusia.

* FILSAFAT YANG KETIGA
Pohon pisang itu sebelum berbuah, jika dipotong, maka akan tumbuh lagi. Dipotong lagi, maka akan trubus / tumbuh lagi, akan tetapi kalau sudah berbuah, kemudian dipotong, maka barulah ia tidak tumbuh lagi atau akan mati. Jadi pohon pisang itu mau mati, apabila sudah berbuah kebaikan.
Lalu kita sebagai manusia yang martabatnya lebih tinggi dari pada pohon pisang, itu bagaimana ? Apakah kalah dengan pohon pisang ?

Ya kita pikir-pikir.  Pohon pisang itu juga tidak kenal musim. Musim apa saja, ia tetap berbuah. Musim kemarau, ia berbuah, musim penghujan, iapun tetap berbuah.

* FILSAFAT YANG KEEMPAT
Pohon pisang itu, bila kita menanam sekali saja, maka setelah itu akan terus-menerus bersambung pohon pisang darinya.

Makanya kebiasaan orang menjodohkan anaknya, itu memakai tuwuh pohon pisang. Tidak ada yang memakai tuwuh ubi kayu.
Apa maksud memakai tuwuh pohon pisang ?
Maksudnya ialah : Mantu sekali, biar tidak bolak-balik mantu,  supaya  Istiqomath Thoriqotuhu.

* FILSAFAT YANG KELIMA
Pohon pisang adalah misal pemimpin yang sejati. Sebab bagi pohon pisang, tidaklah berlaku pepatah : “Patah tumbuh hilang berganti”.
Sebab pohon pisang itu, sebelum ia berbuah (hamil), maka ia beranak lebih dahulu.
Jadi pepatah : “Patah tumbuh, hilang berganti”, itu pepatah yang tidak berlaku bagi pohon pisang, akan tetapi yang berlaku bagi pohon pisang ialah pepatah yang berbunyi : “Sebelum patah tumbuh, sebelum hilang telah siap  penerusnya”. Dan itulah semboyannya pemimpin yang sejati, pemimpin yang baik.

Jadi pemimpin yang baik itu harus mempersiapkan penerusnya, yakni seperti halnya pohon pisang.
Coba kita perhatikanlah pohon pisang !

Pohon pisang itu sebelum berbuah / hamil, maka ia telah beranak terlebih dahulu. Dan sebelum ia mati, maka pohon pisang itu sudah mempersiapkan kader-kader penerus disekelilingnya.
Kalau kita membaca Al Qur-an, kemudian kita menemukan keterangan bahwa di dalam syurga ada “Tholhin Mandluud” : Pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), kemudian kita bayang-bayangkan di syurga ada pisang sobonya. Itu artinya pengertian kita terlalu dangkal, dan tidak mengerti tentang falsafah ilmu. Sebab dalam Al Qur-an itu banyak kalam-kalam hal.

Semoga menjadi inspirasi !

Analisa Rasional Penyebab Rejeki Seret

ORANG beragama percaya bahwa rejeki, jodoh, kematian itu merupakan rahasia Tuhan dan sudah ditetapkan oleh Tuhan. Cuma masalahnya, kata “rahasia” dan “ditentukan” bisa ditafsirkan macam-macam. Kata “rahasia Tuhan” seolah-olah manusia tidak boleh tahu di mana sumber rejekinya. Kata “ditentukan” seolah-olah jumlah maksimalnya sudah ditentukan. Dan beberapa tafsir lainnya.








Sikap orang yang rejekinya seret

Beberapa orang yang rejekinya seret menyikapinya dengan beberapa cara.

1.Ke agama
2.Ke dukun
3.Ke makam orang terkenal
4.Ke kepercayaan atau tahayul
5.Ke rasionalitas

Ad.1.Ke agama

Antara lain rajin beribadah, rajin bersedekah, rajin bersilaturahim, dan bagi yang beragama Islam rajin berzikir, rajin bertahajud, rajin shalat Dhuha dan kegiatan-kegiatan lainnya. Namun, kenyataannya, ada yang berhasil dan banyak juga yang rejekinya tetap saja seret.

Ad.2.Ke dukun atau paranormal

Sebagian orang ingin menyelesaikan persoalannya dengan cara mendatangi dukun dan paranormal. Kemudian mendapatkan jimat atau melakukan sesuatu yang diperintahkan dukun atau paranormal. Misalnya, menyembelih ayam putih, mandi air kembang tujuh rupa dan ritual-ritual lainnya. Katanya, kalau percaya, rejekinya lancar. Kalau tidak lancar. Ada yang berhasil (mungkin kebetulan) namun banyak juga yang gagal. Kalau datang lagi ke dukun atau paranormal, akan diberi jimat lain dan syarat-syarat lain danseterusnya.

Ad.3.Ke makam orang terkenal

Beberapa di antaranya ada yang berziarah ke makam orang terkenal. Bukannya mendoakan agar segala dosa almarhum diampuni Tuhan, tetapi justru meminta pertolongan ke arwah agar rejekinya dilancarkan. Dan biaasanya diikuti ritual-ritual lainnya seperti bersemedi di samping makam dan sebagainya.

Ad.4.Ke kepercayaan atau tahayul

Sebagian lagi menempuh usaha melalui kepercayaan. Misalnya ke Gunung Bromo, ke Gunung Tengger atau ke tempat-tempat yang dianggap keramat. Mandi di sendang atau danau kecil yang dipercaya bisa mendatangkan rejeki dan tolak bala. Puasa mutih (hanya makan nasi putih dan minum air putih tawar). Mengikuti tradisi-tradisi yang dianggap bisa mendatangkan rejeki, misalnya rebutan nasi tumpeng. Mempercayai hitungan weton, tanggal lahir, astrologi, shio dan semacamnya. Membaca doa-doa di luar ayat-ayat kitab suci. Tidak buka usaha tiap Selasa karena dianggap hari sial. Serta kepercayaan-kepercayaan lainnya yang tidak berdasarkan agama.

Ad.5.Ke rasionalitas

Golongan rasionali percaya bahwa di samping berdoa, juga wajib berusaha secara rasional. Juga yakin bahwa rejeki seret karena beberapa hal yang sifatnya rasional. Antara lain:

  • Bidang usaha atau bidang kerja yang kurang diminati
  • Lokasi usahanya kurang strategis
  • Pelayanan yang tidak profesional
  • Tempat atau penampilan tempat usaha yang kurang menarik
  • Harga atau biaya yang terlalu mahal
  • Kualitas barang atau jasa yang kurang memuaskan
  • Promosi yang kurang efektif
  • Mempertahankan usaha yang prospeknya rendah
  • Tidak punya tempat parkir atau tempat parkir sempit
  • Minimnya relasi , komunikasi maupun silaturahim terhadap masyarakat
  • Solusi secara rasional
Di samping rajin beribadah dan berdoa, maka supaya rejeki menjadi lancar perlu menempuh cara-cara yang rasional. Antara lain:

  • Memilih bidang usaha atau bidang kerja yang tepat. Jika perlu menambah jenis barang yang dijual ataau bahkan mengganti bidang usaha atau pekerjaan.
  • Lokasi yang strategis
  • Pelayanan yang ramah, supel, selalu tersenyum dan tidak emosional
  • Mengubah tampilan tempat usaha (front of) yang menarik, baik warna, bentuk ataupun tampilannya.
  • Tersedia harga yang variatif, mulai yang murah hingga yang mahal dan hargapun terjangkau tidak lebih mahal dari harga yang ditentukan para pesaing
  • Meningkatkan kualitas barang atau jasa. Antara lain, mengubah kemasaan, model, rasa dan memodifikasi bentuk barang atau layanaan jasa.
  • Promosi harus ditingkatkan, baik lewat spanduk, brosur dan usaha-usaha lainnya.
  • Mengusahakan pindah tempat yang ada tempat parkirnya dan cukup memadai
  • Menjalin relasi atau pandai bergaul dengan masyarakat sebanyak-banyaknya.


Kesimpulan

Walaupun shalat 1.000 rakaat atau 1.000.000 rakaat, kalau tidak diimbangi usaha-usaha yang rasional, maka rejeki tetap saja seret. Sebab, Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu umat kalau umat itu tidak mau mengubahnya sendiri. Meskipun demikian, manusia berusaha, Tuhan menentukan. Artinya, jangan takut mencoba, jangan takut gagal dan jangan takut mencoba lagi dengan objek usaha, objek kerja atau dengan cara yang lebih benar. Doa dan usaha yang rasional adalah kunci untuk mengubah nasib.

Semoga bermanfaat.

Hariyanto Imadha

Manusia atau Tuhan Yang Menentukan ?


ADA dua kalimat yang dianggap orang bersifat kontradiksi atau bertentangan. Pertama, kalimat yang mengatakan “Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia, kalau manusia itu tidak mau mengubahnya” (Faham Freedomisme). Sebaliknya ada kalimat ” Manusia berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan” (Faham Determinisme”). Lalu, yang mengubah nasib manusia itu manusia atau Tuhan? Mana yang benar?

Faham freedomisme

Faham ini memang mengajarkan kepada kita bahwa manusia mempunyai kebebasan. Bebas dari dan bebas untuk. Bebas “dari” artinya bebas dari hal-hal yang negatif dan bebas “untuk: artinya bebas untuk melakukan hal-hal yang positif. Atau sebaliknya. Pokoknya, manusia mempunyai kebebasan. Bahkan sejak jaman Nabi Adam dan setanpun semuanya diberi kebebasan. Juga hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta. Secara ekstrim, freedomisme diterjemahkan sebagai kebabasan manusia di mana Tuhan tidak ikut campur tangan.

Faham determinisme

Yaitu faham yang mengatakan bahwa semua kejadian di dunia ini sudah ditentukan Tuhan. Saking ekstrimnya ada yang mengatakan jatuhnya daun juga sudah ditentukan Tuhan. Bahkan lebih ekstrim lagi orang kentutpun sudah ditentukan Tuhan. Katanya, manusia hanya melakukannya saja sesuai dengan keinginan Tuhan. Secara ekstrim dikatakan bahwa semua kejadian ditentukan Tuhan. Tidak ditentukan manusia. Bahkan orang yang sukses itu juga karena Tuhan.Bukan karena manusia.

Gabungan antara freedomisme dan determinisme

Sesungguhnya kehidupan di dunia ini, merupakan gabungan antara freedomisme dan determinisme. Merupakan gabungan antara kebebasan dan ketidakbebasan. Artinya, kebebasan manusia adalah kebebasan yang terbatas.

Apa maksudnya kebebasan yang terbatas

Semua manusia ditakdirkan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mempunyai kebebasan dan keterbatasan. Dalam hal-hal tertentu manusia bisa menggunakan kebebasan. Namun dalam hal-hal tertentu kebebasan itu dibatasi.

Bebas dalam hal apa?
Kebebasan yang dimiliki sebenarnya bebas dalam segala hal. Bebas memilih agama, memilih sekolah, memilih pakaian, memilih warna, memilih makanan dan minuman, memilih tidur atau tidak tidur dan sebagainya.

Tidak bebas dalam hal apa?
Manusia mempunyai keterbatasan. Keterbatasan dalam berpikir, keterbatasan secara fisik maupun psikis, keterbatasan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan keterbatasan lainnya.

Logika manusia, logika alam dan logika Tuhan

Logika manusia adalah logika sebatas kemampuan akal manusia. Logika alam adalah logika sebab akibat. Logika Tuhan adalah logika di luar kemampuan akal manusia.

Apa maksud rezeki, jodoh dan nasib sudah ditentukan Tuhan?

Maksudnya adalah, Tuhan menyediakan “potensi rezeki”,”potensi jodoh” dan “potensi kematian”. Sedangkan “aktualita”nya ditentukan manusia (dalam batas-batas tertentu).

Potensi rezeki

Sebenarnya semua manusia diberi kesempatan untuk mencari rezeki. Asal mau berusaha, rezeki pasti ada. Sebaliknya, kalau tidak mau berusaha, rezeki tidak ada. Meskipun demikian rezeki orang tidaklah sama. Ada batasnya. Itulah sebabnya, di negara manapun selalu ada kelompok masyarakat miskin, sedang dan kaya. Bukan berarti yang miskin tetap miskin, yang sedang tetap sedang dan yang kaya tetap kaya. Semua bisa berubah, asal ada kemauan dan direstui Tuhan. Mereka yang direstui Tuhan adalah manusia yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh agama masing-masing.

Potensi jodoh

Sebenarnya potensi jodoh sudah tersedia banyak. Manusia tinggal memilih. Manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihannya. Meskipun demikian manusia bisa salah pilih. Oleh karena itu bisa terjadi kawin cerai.  Oleh karena itu, orang ada yang dimudahkan jodohnya dan ada yang dipersulit jodohnya karena ulah manusia itu sendiri. Mereka yang dimudahkan mendapatkan jodoh adalah mereka yang memenuhi syarat yang ditentukan agamanya masing-masing.

Potensi kematian

Semua orang punya potensi untuk mati. Bahkan bunuh diripun sangat dimungkinkan. Bahkan mati karena ngebut pakai motor juga sangat dimungkinkan. Semua potensi yang dilakukan oleh manusia adalah akibat kebebasannya untuk menjemput kematian. Sedangkan kematian yang di luar keterbatasannya adalah kematian yang ditentukan Tuhan.

Kesimpulan

  1. Freedomisme atau kebebasan manusia adalah kebebasan yang ada batasnya. Ketika usahanya sudah optimal atau maksimal, maka determinisme-lah yang berbicara.
  2. Determinisme adalah, manakala usaha manusia sudah optimal atau maksimal, maka Tuhanlah yang akan menentukannya.
  3. Artinya, manusia wajib berusaha semaksimal mungkin, namun batas maksimalnya telah ditentukan Tuhan.


Renungan

Ketika Anda gagal, ada kemungkinan Anda salah menggunakan kebebasan Anda. Cobalah dengan cara/alternatif  yang lain.

Hariyanto Imadha