Manusia atau Tuhan Yang Menentukan ?


ADA dua kalimat yang dianggap orang bersifat kontradiksi atau bertentangan. Pertama, kalimat yang mengatakan “Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia, kalau manusia itu tidak mau mengubahnya” (Faham Freedomisme). Sebaliknya ada kalimat ” Manusia berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan” (Faham Determinisme”). Lalu, yang mengubah nasib manusia itu manusia atau Tuhan? Mana yang benar?

Faham freedomisme

Faham ini memang mengajarkan kepada kita bahwa manusia mempunyai kebebasan. Bebas dari dan bebas untuk. Bebas “dari” artinya bebas dari hal-hal yang negatif dan bebas “untuk: artinya bebas untuk melakukan hal-hal yang positif. Atau sebaliknya. Pokoknya, manusia mempunyai kebebasan. Bahkan sejak jaman Nabi Adam dan setanpun semuanya diberi kebebasan. Juga hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta. Secara ekstrim, freedomisme diterjemahkan sebagai kebabasan manusia di mana Tuhan tidak ikut campur tangan.

Faham determinisme

Yaitu faham yang mengatakan bahwa semua kejadian di dunia ini sudah ditentukan Tuhan. Saking ekstrimnya ada yang mengatakan jatuhnya daun juga sudah ditentukan Tuhan. Bahkan lebih ekstrim lagi orang kentutpun sudah ditentukan Tuhan. Katanya, manusia hanya melakukannya saja sesuai dengan keinginan Tuhan. Secara ekstrim dikatakan bahwa semua kejadian ditentukan Tuhan. Tidak ditentukan manusia. Bahkan orang yang sukses itu juga karena Tuhan.Bukan karena manusia.

Gabungan antara freedomisme dan determinisme

Sesungguhnya kehidupan di dunia ini, merupakan gabungan antara freedomisme dan determinisme. Merupakan gabungan antara kebebasan dan ketidakbebasan. Artinya, kebebasan manusia adalah kebebasan yang terbatas.

Apa maksudnya kebebasan yang terbatas

Semua manusia ditakdirkan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mempunyai kebebasan dan keterbatasan. Dalam hal-hal tertentu manusia bisa menggunakan kebebasan. Namun dalam hal-hal tertentu kebebasan itu dibatasi.

Bebas dalam hal apa?
Kebebasan yang dimiliki sebenarnya bebas dalam segala hal. Bebas memilih agama, memilih sekolah, memilih pakaian, memilih warna, memilih makanan dan minuman, memilih tidur atau tidak tidur dan sebagainya.

Tidak bebas dalam hal apa?
Manusia mempunyai keterbatasan. Keterbatasan dalam berpikir, keterbatasan secara fisik maupun psikis, keterbatasan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan keterbatasan lainnya.

Logika manusia, logika alam dan logika Tuhan

Logika manusia adalah logika sebatas kemampuan akal manusia. Logika alam adalah logika sebab akibat. Logika Tuhan adalah logika di luar kemampuan akal manusia.

Apa maksud rezeki, jodoh dan nasib sudah ditentukan Tuhan?

Maksudnya adalah, Tuhan menyediakan “potensi rezeki”,”potensi jodoh” dan “potensi kematian”. Sedangkan “aktualita”nya ditentukan manusia (dalam batas-batas tertentu).

Potensi rezeki

Sebenarnya semua manusia diberi kesempatan untuk mencari rezeki. Asal mau berusaha, rezeki pasti ada. Sebaliknya, kalau tidak mau berusaha, rezeki tidak ada. Meskipun demikian rezeki orang tidaklah sama. Ada batasnya. Itulah sebabnya, di negara manapun selalu ada kelompok masyarakat miskin, sedang dan kaya. Bukan berarti yang miskin tetap miskin, yang sedang tetap sedang dan yang kaya tetap kaya. Semua bisa berubah, asal ada kemauan dan direstui Tuhan. Mereka yang direstui Tuhan adalah manusia yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh agama masing-masing.

Potensi jodoh

Sebenarnya potensi jodoh sudah tersedia banyak. Manusia tinggal memilih. Manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihannya. Meskipun demikian manusia bisa salah pilih. Oleh karena itu bisa terjadi kawin cerai.  Oleh karena itu, orang ada yang dimudahkan jodohnya dan ada yang dipersulit jodohnya karena ulah manusia itu sendiri. Mereka yang dimudahkan mendapatkan jodoh adalah mereka yang memenuhi syarat yang ditentukan agamanya masing-masing.

Potensi kematian

Semua orang punya potensi untuk mati. Bahkan bunuh diripun sangat dimungkinkan. Bahkan mati karena ngebut pakai motor juga sangat dimungkinkan. Semua potensi yang dilakukan oleh manusia adalah akibat kebebasannya untuk menjemput kematian. Sedangkan kematian yang di luar keterbatasannya adalah kematian yang ditentukan Tuhan.

Kesimpulan

  1. Freedomisme atau kebebasan manusia adalah kebebasan yang ada batasnya. Ketika usahanya sudah optimal atau maksimal, maka determinisme-lah yang berbicara.
  2. Determinisme adalah, manakala usaha manusia sudah optimal atau maksimal, maka Tuhanlah yang akan menentukannya.
  3. Artinya, manusia wajib berusaha semaksimal mungkin, namun batas maksimalnya telah ditentukan Tuhan.


Renungan

Ketika Anda gagal, ada kemungkinan Anda salah menggunakan kebebasan Anda. Cobalah dengan cara/alternatif  yang lain.

Hariyanto Imadha
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar